Gagalnya Penalti Bruno Fernandes di Tengah Tekanan MU (2025)

Gagalnya Penalti Bruno Fernandes

Gagalnya Penalti Bruno Fernandes di Tengah Tekanan MU (2025)

Malam itu, di markas Brentford, Manchester United kembali merasakan pahitnya hasil buruk. Tim tamu sempat mendapatkan hadiah penalti setelah Bryan Mbeumo dijatuhkan oleh Nathan Collins di kotak terlarang. Namun, ketika harapan bangkit menggantung di ujung kaki Bruno Fernandes, kenyataan berkata lain: sang kapten gagal mengeksekusi penalti dengan baik dan bola pun diselamatkan oleh kiper Brentford, Caoimhin Kelleher.

Kesalahan ini terasa begitu menyakitkan bukan hanya karena momen krusialnya, tetapi juga karena potensi membalikkan arah pertandingan. Saat itu, MU memang tertinggal dan penalti menjadi peluang emas untuk menyamakan kedudukan. Namun penundaan beberapa menit akibat intervensi VAR — dan bahkan pergantian pemain oleh Brentford yang tampaknya bertujuan mempermainkan ritme — diyakini mengganggu konsentrasi Fernandes menjelang eksekusi.

Tekanan Membesar: MU Terpuruk Setelah Penalti Terbuang

Kesempatan emas itu hilang, dan MU pun semakin ditekan. Di babak awal, Brentford sudah melesakkan dua gol lewat Igor Thiago, dan meskipun Benjamin Sesko sempat memperkecil ketinggalan, kegagalan penalti Fernandes seperti memupus momentum kebangkitan yang mungkin bisa dikendalikan.

Di sisi manajer, Ruben Amorim mengakui timnya justru bermain sesuai kehendak Brentford — kehilangan kontrol permainan dan tak mampu menahan agresivitas tim tuan rumah. Kondisi itu semakin diperburuk oleh catatan buruk MU yang kini tak kunjung menang dalam laga tandang Liga Inggris.

Lebih jauh, kegagalan penalti ini membebani psikologi tim. Kesalahan pada momen krusial bisa menjadi preseden buruk: keraguan, tekanan dari suporter, dan pertanyaan terhadap kepemimpinan tim pasti muncul. Fernandes sendiri sebelumnya pernah melewatkan penalti dalam pertandingan vs Fulham musim ini, di mana ia menyatakan bahwa gangguan dari wasit (yang secara tak sengaja bersentuhan dengannya) sedikit mengacaukan rutinitasnya.

Apakah Ini Mulai Menjadi Pola?

Kegagalan penalti bukan insiden tunggal dalam beberapa pertandingan terakhir MU. Sekali pun Fernandes dikenal sebagai algojo penalti ulung, tekanan dan gangguan ritme bisa menghancurkan momen paling presisi sekalipun. Pada laga melawan Fulham, penalti yang ia tendang terlalu lemah dan bola melayang tinggi, padahal kondisi seharusnya menguntungkan timnya.

Di sisi taktik, sebagian pihak berpendapat bahwa MU terlalu bergantung pada momen individu — alih-alih membangun serangan terstruktur — sehingga ketika penalti gagal, seluruh strategi keropos. Hal ini tercermin dari bagaimana Brentford mampu memanfaatkan celah dan menjaga tempo permainan.

Jalan Keluarnya untuk MU dan Fernandes

Tidak ada pilihan selain bangkit. MU perlu memperbaiki aspek mental dan teknis eksekusi penalti. Latihan khusus untuk penalti di situasi tekanan tinggi bisa menjadi solusi jangka pendek. Selain itu, pelatih harus menciptakan suasana yang membangun kepercayaan pemain — agar kegagalan bukan dianggap sebagai “kutukan”, melainkan sebagai materi evaluasi dan perbaikan.

Untuk Fernandes sendiri, penting baginya kembali ke rutinitas mental dan fisik yang konsisten. Rileksasi, persiapan yang matang, dan menjaga fokus meski ada gangguan eksternal sangat krusial. Jika dia mampu menebusnya dengan eksekusi penalti di pertandingan mendatang, itu bisa menjadi titik balik.

MU di pihak klub juga harus mencari sistem yang tak bergantung pada satu momen penalti. Membangun fleksibilitas taktik, diversifikasi opsi menyerang, dan memperkuat garis tengah serta pertahanan agar tim tak mudah ditekuk ketika satu peluang hilang.