Mason Mount, Salah Satu Rekrutan Terburuk dalam Sejarah MU

Mason Mount, Salah Satu Rekrutan Terburuk dalam Sejarah MU - websoikeo.com

Websoikeo.com – Mason Mount, Salah Satu Rekrutan Terburuk dalam Sejarah MU. Paul Parker, mantan pemain Manchester United, melontarkan kritik tajam terhadap Mason Mount, menyebutnya sebagai salah satu rekrutan terburuk dalam sejarah tim. Ini adalah pernyataan yang mengejutkan mengingat harga transfernya yang tinggi dan harapan awalnya yang tinggi.

Mount direkrut dari Chelsea pada tahun 2023 dengan biaya transfer 60 juta pound sterling. Namun, dia gagal memenuhi harapan, sering mengalami cedera, dan tidak bermain untuk Manchester United.

Pernyataan Parker yang kontroversial ini muncul di tengah performa Mount yang buruk. Pemain asal Inggris tersebut kini menghadapi banyak masalah karena cedera hamstring yang dialaminya saat ini. Mount hanya bermain sebagai starter empat kali musim ini di Premier League.

Musim lalu juga tidak begitu baik; dia harus absen selama hampir lima bulan karena cedera pada betis dan hamstring. Dia hanya tampil lima kali sebagai starter di liga.

Kritik Pedas untuk Mason Mount

Parker memiliki alasan untuk kritik Mount; ia menganggapnya sebagai pemain yang tidak jelas posisi dan kemampuan, dan bahkan mempertanyakan apakah Mount tahu posisi terbaiknya sendiri.

Parker dengan tegas menyatakan bahwa Mason Mount adalah salah satu rekrutan terburuk yang pernah ada.

Dalam sejarah sepak bola, Ini sangat mengerikan. Dia sangat buruk, dan itu juga berlaku untuk Chelsea, jadi saya tidak bisa memahami alasan United memilih untuk mengambilnya.

Bencana di Old Trafford?

Parker dengan berani menggambarkan kedatangan Mount sebagai bencana. Ia juga menekankan bahwa klub sebelumnya, Chelsea, tampaknya sangat senang mendapatkan jumlah uang sebesar itu untuk pemain yang kontraknya tinggal satu tahun lagi.

Parker mengatakan, “Chelsea sangat gembira karena berhasil menyingkirkannya. Mereka membantunya secara finansial, tetapi lebih dari itu, mereka mendapatkan begitu banyak pemain yang tidak hanya satu level, tetapi jauh di atasnya.”

Parker juga mempertanyakan kondisi cedera Mount yang berulang. Meskipun ia mengakui bahwa Mount mungkin seorang individu yang menarik, Parker tetap menegaskan bahwa Mount tidak memiliki kualitas yang diperlukan untuk bermain di tingkat Manchester United.

Saya yakin dia orang yang baik sepenuh hati, tetapi dia tidak memiliki level untuk bermain untuk United, dan dia bukan satu-satunya, saya sangat menyadari itu. Dia bahkan mungkin bukan masalah terbesar, tetapi dia tidak membantu tim, dan itu terlepas dari apakah dia bermain atau tidak.

Saya berharap klub dan dia dapat mencapai kesepakatan yang sesuai dengan kepentingan semua orang. Parker membuat kesimpulan yang jelas: Mount belum membantu Manchester United dan kinerjanya buruk.

Cedera yang Berulang

Penampilan Mount yang mengecewakan disebabkan oleh cedera yang sering dia alami.

Ia mengalami cedera hamstring lagi musim ini, dan diperkirakan baru akan kembali bermain pada akhir bulan depan. Mount New telah bermain untuk Manchester United sebanyak 33 kali di semua pertandingan.

Dia juga telah absen cukup lama karena cedera hamstring dan betis musim lalu.

Tidak diragukan lagi, hal ini sangat berpengaruh terhadap kinerjanya dan kontribusinya di lapangan. Kondisi fisik yang buruk membuat Mount kesulitan menunjukkan kemampuan terbaiknya dan bersaing dengan pemain bintang Manchester United lainnya.

5 Masalah yang Harus Dibereskan AC Milan, Termasuk Joao Felix

5 Masalah yang Harus Dibereskan AC Milan, Termasuk Joao Felix - websoikeo.com

Websoikeo.com – 5 Masalah yang Harus Dibereskan AC Milan, Termasuk Joao Felix. AC Milan menantang Sergio Conceicao. Selama dua bulan kepemimpinannya, dia menyadari bahwa masalah klub lebih dari sekadar kesalahan manajerial.

Meskipun berhasil memenangkan Supercoppa Italiana, Milan masih kesulitan bermain dengan konsistensi. Masalah lama terus muncul dan mengganggu kemampuan tim.

Selain itu, harga transfer musim dingin yang tinggi menambah tekanan karena beberapa pemain baru belum tampil sebagaimana diharapkan.

Milan kini berada di peringkat kedelapan di Serie A setelah kekalahan 1-2 dari Bologna. Mereka tertinggal delapan poin dari zona Liga Champions.

La Gazzetta dello Sport melaporkan bahwa Conceicao harus menyelesaikan lima masalah penting. Jika dia tidak melakukannya, Milan bisa kehilangan kesempatan untuk bermain di Liga Champions musim depan.

1. Konsentrasi yang Buruk

Di tengah pertandingan, Milan sering kehilangan fokus. Meskipun mereka tampaknya mengendalikan permainan, kesalahan individu sering menyebabkan gol lawan, dan ini menjadi masalah yang berulang dan mengganggu konsistensi tim.

Bahkan saat menghadapi tim dengan kualitas lebih rendah, Milan sulit menang karena tidak fokus. Conceicao harus menemukan cara untuk membuat para pemain tetap fokus selama pertandingan.

2. Performa Buruk Joao Felix

Tidak diragukan lagi, Joao Felix adalah salah satu pemain yang paling dicari Milan di bursa transfer musim dingin, tetapi pemain pinjaman dari Chelsea itu belum menunjukkan kinerja yang diharapkan. Ia malah menurun setelah mencetak gol pertamanya di Coppa Italia melawan Roma.

Felix hanya melepaskan delapan umpan dalam kekalahan dari Bologna dan tidak melepaskan satu pun tembakan tepat sasaran. Ketidakefektifannya mencerminkan masalah serangan Milan secara keseluruhan.

3. Lini Belakang yang Rapuh

Di jantung pertahanan, Sergio Conceicao lebih sering menurunkan Strahinja Pavlovic dan Malick Thiaw. Namun demikian, hasilnya kurang memuaskan. Lini belakang Milan sering terlihat tidak stabil, dengan para bek tidak dapat berbicara satu sama lain.

Dengan demikian, pertanyaan tentang mengapa Matteo Gabbia tidak mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak muncul. Padahal, dia telah menunjukkan kinerja yang baik di bawah pengawasan Paulo Fonseca.

4. Ketergantungan pada Momen Individu

Meskipun Milan memiliki banyak pemain hebat, mereka terlalu bergantung pada peluang individu untuk mencetak gol, dan pola serangan mereka yang tidak terorganisir membuat mereka sulit menembus pertahanan lawan yang disiplin.

Conceicao harus mencari cara agar Milan dapat membangun serangan dengan lebih kreatif. Jika mereka tidak melakukannya, mereka akan terus kesulitan mencetak gol dalam pertandingan yang sulit.

5. Kekacauan di Internal Klub

Stabilitas tim juga dipengaruhi oleh keadaan klub. Meskipun hanya berstatus sebagai penasihat, Zlatan Ibrahimovic menjadi figur yang paling terkenal. Sementara itu, pengambilan keputusan terganggu karena CEO Giorgio Furlani dan direktur teknik Geoffrey Moncada bertugas bersama.

Conceicao dan manajemen Milan harus segera menyelesaikan lima masalah ini jika mereka ingin kembali ke jalur kemenangan. Jika tidak ada solusi yang jelas, Rossoneri mungkin memiliki musim yang buruk.

Theo Hernandez Minta Maaf Usai Bikin AC Milan Tersingkir dari Liga Champions: Saya Frustrasi!

Theo Hernandez Minta Maaf Usai Bikin AC Milan Tersingkir dari Liga Champions: Saya Frustrasi! - websoikeo.com

Websoikeo.com – Theo Hernandez Minta Maaf Usai Bikin AC Milan Tersingkir dari Liga Champions: Saya Frustrasi! Setelah penampilan yang mengecewakan dalam pertandingan leg kedua playoff Liga Champions melawan Feyenoord, bek sayap AC Milan Theo Hernandez baru-baru ini menjadi perhatian publik.

Pada Rabu 19 Februari 2025 dini hari, Hernandez menerima kartu merah, yang berarti timnya harus bermain dengan 10 pemain. Milan kalah agregat 1-2 dan tersingkir dari Liga Eropa.

Milan sempat unggul lebih dulu dalam pertandingan di San Siro berkat gol cepat Santiago Gimenez. Namun, keadaan menjadi lebih sulit setelah Hernandez diberi kartu merah pada menit ke-51. Keputusan tersebut dibuat setelah dia dianggap melakukan diving di kotak penalti Feyenoord.

Hernandez segera meminta maaf kepada publik melalui akun Instagram-nya setelah insiden tersebut. Ia bertanggung jawab atas kekalahan timnya dan berjanji untuk belajar dari kesalahannya agar tidak terjadi lagi.

Kartu Merah yang Mengubah Jalannya Pertandingan

Theo Hernandez menerima kartu merah sebagai titik balik pertandingan melawan Feyenoord. Setelah dia keluar dari lapangan, Milan kehilangan kontrol permainan dan kebobolan gol dari Julian Carranza pada menit ke-73. Dengan keadaan seperti ini, harapan Milan untuk maju ke babak berikutnya semakin kecil.

Sejak awal pertandingan, Milan bermain dengan baik dan mencetak gol lebih awal. Namun, mereka harus berjuang lebih keras dan beradaptasi dengan kurangnya pemain karena kartu merah, yang membuat mereka tidak mampu mempertahankan keunggulan dan akhirnya tersingkir dari Liga Champions.

Theo meminta maaf dan berkata, “Saya merasa frustrasi sekali hari ini.” Saya meminta maaf kepada rekan kerja karena membuat mereka bermain dengan sepuluh orang, dan saya juga meminta maaf kepada penggemar yang selalu mendukung kami.

Reaksi Pelatih dan Fans terhadap Kesalahan Theo

Theo Hernandez tidak dianggap sebagai penyebab utama kekalahan AC Milan oleh Sergio Conceicao. Terlepas dari itu, penggemar dan media terus memberikan kritik yang keras, terutama terkait penampilan Hernandez yang tidak konsisten sepanjang musim ini. Banyak orang berharap ia segera memperbaiki kesalahannya.

Fans Milan juga menyatakan kekecewaan mereka dengan hasil pertandingan. Mereka percaya bahwa tim seharusnya bisa maju di Liga Champions, tetapi insiden kartu merah tersebut menjadi penghalang utama. Situasi ini membuat Theo dikritik, terutama karena ia telah memiliki perselisihan pendapat dengan pelatih sebelumnya.

Tapi klub ini seperti keluarga, dan kami akan bangkit bersama-sama. Saling menguatkan, mulai dari diri saya sendiri. Theo menyatakan, “Forza Milan!”

Komitmen Theo untuk Memperbaiki Diri

Setelah kejadian itu, Theo Hernandez bertekad untuk memperbaiki kinerja dan membantu tim menang di kompetisi lokal. Dia sadar bahwa kesalahan di lapangan dapat fatal bagi tim, terutama di kompetisi besar seperti Liga Champions. Akibatnya, ia berjanji untuk menjadi lebih hati-hati di masa mendatang.

Masa depan Theo di Milan juga menjadi perdebatan karena kontraknya akan berakhir pada 2026. Namun, ia berkomitmen untuk melakukan yang terbaik untuk tim dan menunjukkan bahwa ia pantas untuk tetap di skuad AC Milan. Hal ini menunjukkan cinta dan dedikasi mereka terhadap klub.

Theo meminta maaf dengan mengatakan, “Sepakbola memang tidak bisa diprediksi; itu memberikan kita kebahagiaan sekaligus kesedihan.” Kepercayaan diri tim dan penggemar diharapkan kembali segera.

Mission Impossible Celtic: Meng-comeback Bayern di Allianz Arena

Mission Impossible Celtic: Meng-comeback Bayern di Allianz Arena - websoikeo.com

Websoikeo.com – Mission Impossible Celtic: Meng-comeback Bayern di Allianz Arena. Setelah kalah 1-2 dari Bayern Munchen di leg pertama play-off fase gugur Liga Champions 2024/2025, Celtic harus menghadapi kesulitan. Tim asuhan Brendan Rodgers gagal memanfaatkan dukungan penuh suporternya saat bermain di Celtic Park pada Kamis, 13 Februari 2025. Hasilnya, mereka akan menghadapi tantangan besar di leg kedua di Allianz Arena.

Bayern mencetak dua gol sebelum Celtic memperkecil ketertinggalan. Bayern memiliki keunggulan yang cukup nyaman berkat gol Michael Olise di menit ke-45 dan Harry Kane di menit ke-49. Meskipun gol Daizen Maeda di menit ke-79 sempat memberi tuan rumah harapan, itu tidak cukup untuk mencegah kekalahan.

Hasilnya, Celtic memperpanjang rekor tanpa kemenangan mereka melawan Bayern di kompetisi UEFA. Dari lima pertemuan, mereka menelan empat kekalahan dan hanya mampu bermain imbang satu. Mereka akan menghadapi tantangan besar di leg kedua pekan depan.

Jika mereka ingin mencapai babak 16 besar, Celtic harus melawan Bayern di Allianz Arena. Namun, mengingat fakta bahwa mereka belum pernah menang lawan Bayern, telah kalah di rumah sendiri, dan kekuatan Bayern yang kuat di kandang, itu mungkin menjadi tugas yang mustahil bagi Celtic.

Bayern Menunjukkan Kelasnya

Sejak awal pertandingan, Bayern telah menunjukkan kualitas mereka sebagai salah satu tim terbaik di Eropa. Permainannya agak seimbang, tetapi Bayern lebih kuat.

Gol pembuka Olise datang pada saat terburuk bagi Celtic, ketika mereka merasa bisa mengimbangi Bayern Munchen di akhir babak pertama.

Gol itu membuat Celtic merasa terpojok. Hasilnya, Bayern langsung mampu menggandakan keunggulan di awal babak kedua berkat gol Kane setelah memanfaatkan assist Kimmich dari corner.

Celtic Berjuang, tapi Terlambat

Meskipun berada di bawah tekanan, Celtic tidak menyerah begitu saja. Sebaliknya, mereka terus mencoba menyerang. Akhirnya, upaya itu membuahkan hasil pada menit ke-79, ketika Daizen Maeda mencetak gol yang membangkitkan semangat tim tuan rumah.

Sayangnya, gol tersebut terlambat dan tidak cukup untuk mengubah situasi. Bayern tetap bertahan hingga peluit akhir. Setelah kekalahan ini, Celtic harus berusaha lebih keras di leg kedua jika mereka ingin membalikkan keadaan.

Misi Berat di Allianz Arena

Sekarang, Brendan Rodgers dan anak asuhnya menghadapi tugas yang hampir tidak mungkin di leg kedua. Jika mereka ingin lolos, mereka harus menang dengan selisih minimal dua gol di Allianz Arena.

Celtic belum pernah menang melawan Bayern Munchen di kompetisi Eropa berdasarkan statistik pertemuan kedua tim.

Kasper Schmeichel, kiper Celtic, mengatakan kepada UEFA.com bahwa timnya akan menghadapi tantangan besar di laga tandang nanti. “Kami menghadapi salah satu tim terbaik di dunia. Kami butuh sedikit keberuntungan, dan malam ini kami tidak cukup memilikinya.”

Dalam pertandingan seperti ini, ketika Anda berhadapan dengan salah satu tim terbaik di dunia, yang paling penting adalah tidak membiarkan mereka unggul terlalu jauh. Kami telah menunjukkan karakter agar mereka dapat kembali bermain. Dia menambahkan, “Kami tahu bahwa menang di Munchen akan sulit, tetapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi.”

Celtic hanya perlu melakukan keajaiban untuk membalikkan keadaan, sementara Bayern hanya perlu mempertahankan keunggulan mereka untuk maju ke babak berikutnya. Segala sesuatu akan diputuskan di Allianz Arena pekan depan.

Berapa Harga yang Harus Dibayar Milan untuk Permanenkan Joao Felix?

Berapa Harga yang Harus Dibayar Milan untuk Permanenkan Joao Felix? websoikeo.com

Websoikeo.com – Berapa Harga yang Harus Dibayar Milan untuk Permanenkan Joao Felix? Setelah bergabung dengan AC Milan sebagai pinjaman dari Chelsea, Joao Felix tampil luar biasa pada debutnya di San Siro. Tetapi Milan harus bernegosiasi lagi di musim panas jika mereka ingin mempermanenkan pemain Portugal ini.

Joao Felix tiba di Milan pada menit-menit akhir jendela transfer Januari dengan status pinjaman dari Chelsea.

Pada musim panas lalu, Chelsea membeli pemain berusia 25 tahun ini seharga €52 juta (sekitar Rp890 miliar) dari Santiago Gimenez. Dengan demikian, Milan tidak dapat menambahkan opsi pembelian lainnya.

Meskipun Felix baru bermain satu kali, Milan tampaknya sudah mempertimbangkan untuk mempertahankannya lebih lama. Ada banyak kemungkinan bahwa dia akan tetap di San Siro.

Negosiasi dengan Chelsea

Milan harus merundingkan harga dengan Chelsea karena kontrak pinjamannya tidak memasukkan opsi pembelian. Klub Inggris itu ingin menghindari kerugian investasi yang signifikan.

Calciomercato.com melaporkan bahwa harga Joao Felix akan turun menjadi €41,6 juta (sekitar Rp712 miliar) pada musim panas 2025. Ini adalah harga termurah jika Milan ingin membelinya langsung.

Jika Milan ingin mempertahankan Felix secara permanen, mereka harus mencari alternatif harga yang lebih murah.

Alternatif Pembelian Permanen

Milan mungkin memiliki rencana untuk menukar pemain dengan Chelsea. Salah satu pemain yang dapat ditukar adalah Fikayo Tomori, yang telah dikaitkan dengan pindah ke Premier League.

Perpanjangan masa pinjaman Felix hingga 2026 adalah opsi tambahan. Dalam situasi seperti ini, nilai pemain akan turun menjadi sekitar €31,2 juta, atau sekitar Rp534 miliar.

Milan dapat menunda pembelian dan menyimpan uang untuk hal lain dengan opsi ini. Namun, mereka tetap harus bersaing dengan klub lain yang mungkin juga tertarik pada Felix.

Van der Sar Beri Dukungan Penuh untuk Andre Onana: Dia Kiper MU untuk Masa Depan!

Van der Sar Beri Dukungan Penuh untuk Andre Onana: Dia Kiper MU untuk Masa Depan! - websoikeo.com

Websoikeo.com – Van der Sar Beri Dukungan Penuh untuk Andre Onana: Dia Kiper MU untuk Masa Depan! Meskipun performanya Andre Onana belakangan ini sering diwarnai blunder, Edwin van der Sar, seorang legenda Manchester United dan mantan penjaga gawang, sangat mendukungnya untuk tetap menjadi kiper nomor satu Setan Merah untuk waktu yang lama.

Onana, yang bergabung dari Inter Milan dengan harga 48 juta pound, telah memiliki waktu yang baik, tetapi beberapa kesalahan fatal dalam pertandingan penting membuat beberapa fans meragukan kemampuannya.

Setelah kekalahan Manchester United dari Brighton di Old Trafford, kritik terhadap Onana semakin meningkat. Dalam pertandingan tersebut, Onana gagal menghentikan umpan silang dari Kaoru Mitoma, yang mengakibatkan gol kedua Brighton.

Selain itu, dia melakukan blunder dengan menjatuhkan bola dari umpan rendah, yang dimanfaatkan oleh Georginio Rutter untuk mencetak gol ketiga dan memastikan kemenangan Brighton.

Namun, Van der Sar percaya Onana memiliki masa depan yang cerah di Manchester United. Kiper asal Kamerun itu akan terus berkembang dan menjadi bagian penting dari tim, kata dia.

Performa Onana dan Kritik yang Menghampiri

Andre Onana telah menjadi perhatian sejak bergabung dengan Manchester United. Meskipun transfernya yang mahal menimbulkan ekspektasi tinggi dari fans, performanya yang tidak konsisten sering menjadi sumber kritik.

Dia telah melakukan beberapa kesalahan, terutama dalam pertandingan penting, yang telah menimbulkan pertanyaan tentang apakah ia benar-benar orang yang tepat untuk mengawasi gawang Setan Merah untuk waktu yang lama.

Onana melakukan blunder terbaru saat Brighton dikalahkan 1-3. Ia gagal membaca umpan silang dari Mitoma, yang menghasilkan gol kedua Brighton.

Setelah itu, ia melakukan kesalahan lagi dengan menjatuhkan bola dari umpan yang lebih rendah, yang dengan mudah dimanfaatkan oleh Rutter.

Onana, yang telah melakukan beberapa penampilan bagus di awal musim, merasa lebih tekanan karena kesalahan-kesalahan ini.

Dukungan Van der Sar dan Masa Depan Onana

Menurut Edwin van der Sar, yang pernah menjadi kiper andalan Manchester United selama enam musim, Onana memiliki semua atribut yang diperlukan untuk menjadi kiper terbaik.

Van der Sar berpendapat bahwa kritik terhadap Onana belum tepat waktu. Menurutnya, kiper berusia 28 tahun itu masih berjuang untuk menyesuaikan diri dan akan menjadi lebih baik dengan pengalaman.

“Saya pikir masih terlalu dini, tetapi Andre memiliki karier yang fantastis di depan matanya. Dia sedang mendapatkan lebih banyak pengalaman,” kata Van der Sar saat wawancara dengan Oddspedia.

Kiper Tepat untuk Masa Depan MU

Van der Sar juga menyatakan bahwa Onana memiliki sikap yang tepat untuk menjadi kiper Manchester United selama bertahun-tahun.

Dia menyatakan, “Dia memiliki semua kualitas yang dibutuhkan seorang kiper, jadi saya yakin dia akan terus berkembang dalam lima hingga enam tahun ke depan. Dia memiliki sikap yang tepat untuk menjadi kiper Manchester United untuk waktu yang sangat lama.”

Man City Terancam Tersingkir dari Liga Champions, Begini Kata Guardiola

Man City Terancam Tersingkir dari Liga Champions, Begini Kata Guardiola - websoikeo.com

Man City Terancam Tersingkir dari Liga Champions, Begini Kata Guardiola. Menurut Josep Guardiola, jika Manchester City gagal menang di pertandingan terakhir mereka melawan Club Brugge, mereka dapat tersingkir dari kompetisi Liga Champions.

Kamis (23/1/2025) dini hari WIB, Man City kalah dari PSG dengan skor 2-4 dalam matchday 7 Liga Fase Liga Champions 2024/2025 di Parc des Princes. Jack Grealish dan Erling Haaland sempat mencetak gol pertama bagi The Citizens.

Namun, di babak kedua, PSG bangkit dengan gol dari Ousmane Dembele, Bradley Barcola, Joao Neves, dan Goncalo Ramos, yang memastikan kemenangan yang luar biasa bagi tim tuan rumah.

Kekalahan ini membuat Manchester City turun ke peringkat 25 dengan 8 poin dan akan tersingkir jika mereka gagal menang di laga terakhir melawan Club Brugge.

Terancam Tersingkir

Guardiola mengakui kemungkinan Manchester City tersingkir dari Liga Champions jika mereka gagal mengalahkan Club Brugge di pertandingan terakhir mereka.

“Kami tidak layak melanjutkan jika kami tidak menang,” kata Guardiola kepada TNT Sports.

Sporting, PSG, Juventus—semuanya lawan yang sulit, dan pertandingan tandang kami sangat menantang. Inilah kenyataannya.

Tidak Banyak Poin

Guardiola juga menekankan bahwa timnya berada dalam situasi sulit karena kurangnya poin yang mereka peroleh selama babak grup.

“Kami kehilangan poin yang cukup. Laga terakhir melawan Brugge akan menentukan langkah selanjutnya.”

Tersisihkan di Liverpool, Wataru Endo Kini Diincar Fulham

Tersisihkan di Liverpool, Wataru Endo Kini Diincar Fulham - websoikeo.com

Websoikeo.com – Tersisihkan di Liverpool, Wataru Endo Kini Diincar Fulham. Sebuah laporan mengatakan bahwa Fulham, klub Premier League, tertarik untuk mengambil Wataru Endo dari Liverpool.

Endo bukan pilihan pertama Liverpool untuk gelandang bertahan, tetapi dia didatangkan pada musim panas 2023 lalu.

Namun, Endo ternyata menjadi pembelian yang sangat tepat, karena ia sangat dapat diandalkan di lini tengah.

Endo juga sering bermain untuk Liverpool, mencetak 44 gol di semua ajang kompetisi.

Fulham Incar Endo

Wataru Endo tidak lagi bermain di lini tengah Liverpool musim 2024/2025 karena kalah bersaing dengan Ryan Gravenberch.

Endo hanya bermain sebagai starter di kompetisi domestik seperti EFL Cup dan FA Cup, dan dia baru bermain 15 kali di semua kompetisi sejauh ini.

Fulham tampaknya mengawasi situasi ini. Laporan Caught Offside menyatakan bahwa Cottagers tengah sedang mempertimbangkan untuk merekrut Endo.

Menurut laporan itu, beberapa klub lain, seperti AC Milan, Wolverhampton, Ipswich Town, dan Celtic, juga diawasi oleh Endo.

Endo Tidak Frustrasi

Wataru Endo berbicara tentang kurangnya menit bermain yang dia miliki di Liverpool setelah pertandingan lawan Accrington Stanley. Ia mengatakan bahwa itu tidak menjadi masalah baginya.

Meskipun dia mengakui bahwa ia sangat ingin bermain secara reguler, dia mengatakan dia tidak merasa frustrasi.

Menurut This Is Anfield, dia menyatakan, “Saya tidak merasa frustrasi atau semacamnya, saya selalu berusaha untuk siap membantu tim. Tentu saja saya ingin bermain di setiap pertandingan, tetapi kami membutuhkan semua orang dalam skuad.”

Pemain yang tidak bermain selalu bermain bagus (melawan Accrington), jadi itulah yang penting bagi tim untuk menang. Endo menekankan bahwa, karena semua orang dibutuhkan, mereka harus bersiap untuk setiap pertandingan yang akan datang.

 

Tottenham Kalah dan Postecoglou Marah-Marah

Tottenham Kalah dan Postecoglou Marah-Marah - websoikeo.com

Websoikeo.com – Tottenham Kalah dan Postecoglou Marah-Marah. Manajer Tottenham Hotspur, Ange Postecoglou, menyatakan kekecewaannya setelah kekalahan timnya dari Newcastle United. Pertandingan tersebut penuh dengan perdebatan.

Meskipun dilanda banjir cedera dan sakit pemain, Spurs tetap bersemangat pada Sabtu 4 Januari 2025. Di menit keempat, mereka sempat unggul cepat melalui gol yang dibuat oleh Dominic Solanke, tetapi kemudian tertinggal.

Di menit ke-6, Anthony Gordon mencetak gol penyeimbang untuk Newcastle, dan di menit ke-38, Alexander Isak mencetak gol kemenangan untuk Newcastle, skor 1-2 bertahan hingga akhir 90 menit.

Ini adalah kekalahan ke-10 Spurs musim ini di Premier League. Meskipun demikian, penyebab kemarahan Postecoglou jauh lebih penting daripada hasil akhir.

Kontroversi Gol Newcastle

Pertandingan dimulai dengan gol awal oleh Dominic Solanke untuk Tottenham.

Namun, ketika Anthony Gordon mencetak gol penyama kedudukan untuk Newcastle, yang disebabkan oleh dugaan handball Joelinton, suasana berubah.

Keputusan tersebut menyebabkan Postecoglou dan timnya dirugikan, yang kemudian diklarifikasi oleh Premier League bahwa kontak Joelinton dengan bola tidak disengaja.

Keputusan Kontroversial Lainnya

Situasi menjadi lebih rumit ketika Dan Burn, yang memiliki kartu kuning, dituduh melakukan handball saat menghentikan serangan balik Tottenham.

Meskipun banyak pendukung Spurs percaya bahwa Burn seharusnya diusir dari lapangan, wasit tidak memberikan kartu kuning kedua, membuat Postecoglou lebih marah.

Reaksi Postecoglou

Setelah pertandingan, Ange Postecoglou mengungkapkan kekecewaannya kepada BBC Sport dan mengatakan bahwa, dalam situasi yang adil, timnya harus menang.

Postecoglou menyatakan, “Dalam keseimbangan permainan—dalam keseimbangan apa pun yang Anda inginkan—andai segalanya berlangsung adil, kami akan menang.”

Dalam pernyataannya, dia menyatakan, “Kami tampil luar biasa. Saya tidak bisa lebih bangga dengan para pemain. Saya tidak bisa meminta lebih. Ini adalah permainan yang akan kami menangkan jika semuanya berjalan adil dan seimbang.”

Postecoglou mempertahankan pendapatnya bahwa keputusan pertandingan yang dibuat oleh wasit tidak adil dan menghalangi timnya dari kemenangan yang mereka harapkan.

Juventus PDKT ke Chelsea Demi Axel Disasi?

Juventus PDKT ke Chelsea Demi Axel Disasi? - websoikeo.com

Websoikeo.com – Juventus PDKT ke Chelsea Demi Axel Disasi? Juventus diberitahu oleh Chelsea tentang ketersediaan Axel Disasi untuk dibeli pada bursa transfer Januari 2025. Langkah ini dilakukan setelah klub mengonfirmasi kehadiran setidaknya satu bek baru untuk menambah kekuatan lini belakang.

Cristiano Giuntoli, direktur Juventus, telah berulang kali menyatakan bahwa Bianconeri akan memperkuat pertahanan mereka dengan mengeluarkan uang di tengah musim. Kebutuhan ini semakin mendesak setelah Juan Cabal dan Gleison Bremer diputuskan absen selama enam bulan karena cedera ligamen anterior.

Dalam beberapa waktu terakhir, Juventus dikaitkan dengan David Hancko dari Feyenoord dan Antonio Silva dari Benfica sebagai kandidat dengan harga yang lebih tinggi. Namun, baru-baru ini, nama Disasi mulai menjadi perhatian.

Pengalaman Disasi dan Situasinya di Chelsea

Axel Disasi memiliki banyak pengalaman, dan dia akan berusia 27 tahun pada bulan Maret. Namun, setelah Enzo Maresca menjabat sebagai pelatih Chelsea saat ini, ia kehilangan posisi utama.

Meskipun Chelsea membelanjakan €45 juta untuk mendapatkan Disasi dari AS Monaco pada tahun 2023, tampaknya dia tidak puas dengan menit bermainnya.

Di Liga Konferensi Eropa, Disasi bermain sebagai starter setiap pertandingan, tetapi ia hanya bermain sebagai starter tiga kali dan sering di bangku cadangan di Premier League.

Dalam situasi ini, Juventus dan Bayern Munchen siap untuk memanfaatkan ketidakpuasan pemain internasional Prancis tersebut.

Dilaporkan bahwa Juventus telah meminta informasi dari Chelsea karena mereka sangat membutuhkan pemain bertahan, mungkin untuk membahas kesepakatan pinjaman. Mereka berharap bisa menggunakan situasi Disasi untuk memperkuat lini pertahanan mereka, yang saat ini sangat terganggu.

Rencana Juventus dan Alternatif Pertahanan

Juventus harus segera mencari solusi untuk mempertahankan performa tim setelah cedera Bremer dan Cabal. Dengan pengalaman dan potensi yang dimilikinya di posisi bek tengah, Disasi dianggap sebagai salah satu solusi yang mungkin.

Sementara itu, pemain lain seperti Hancko dan Silva sedang dipertimbangkan Juventus, dengan masing-masing memiliki keunggulan khusus. Hancko dianggap lebih sesuai dengan anggaran klub, sementara Silva adalah pilihan yang lebih mahal tetapi mungkin memiliki dampak yang lebih besar.

Namun, mengingat pentingnya situasi mereka saat ini, Juventus tampaknya sangat tertarik untuk mendapatkan Disasi. Jika perundingan berhasil, transfer ini dapat menjadi langkah besar bagi Juventus untuk memperkuat pertahanan mereka untuk sisa musim ini.